nationalgeographic.co.id |
Oleh:
Bung Ucup*
Diskusi
Rutin yang diadakan setiap hari Jum’at di pelataran kantin selalu menghadirkan
suasana berbeda setiap minggunya, baik dari peserta diskusi yang selalu hadir
wajah baru maupun dari tema diskusi yang selalu menarik untuk didiskusikan.
Pada kesempatan diskusi Minggu lalu (14/10), bung Mahfud sebagai pengantar
materi menghadirkan sekilas tentang sejarah perkapalan lebih khususnya di
Indonesia. Seperti biasanya, setelah moderator membuka jalannya diskusi, bung
Mahfud segera mengantarkan beberapa wacana yang berkaitan dengan sejarah
perkapalan.
Menurut
bung Mahfud, secara logika kapal pertama kali yang ada di dunia ini terbuat
dari kayu, dan pada saat zaman pra sejarah, hanya di Indonesia yang ada
pepohonan sehingga kemungkinan besar kapal lahir pertama kali di Indonesia.
Dari sejarah nusantara, kemungkinan lahirnya kapal pada masa kerajaan Hindhu-Budha
seperti Sriwijaya ataupun Majapahit. Sriwijaya yang dikenal sebagai kerajaan
yang mempunyai wilayah maritim yang sangat luas biasanya sangat identik sekali
dengan adanya alat bantu yang bernama kapal.
Dari
versi sejarah yang lain, bangsa yang pertama kali menemukan kapal adalah bangsa
mesir, dengan kapal penemuannya yang dinamakan kapal Khufu karena kapal
tersebut ditemukan di sekitar piramida Khufu sekitar 2500 SM. Di tengah diskusi
yang semakin asyik bung Wiwit mencoba memberikan pendekatan untuk mencari tahu
tentang lahirnya kapal lewat seorang tokoh, biasanya suatu barang yang
ditemukan ada seorang tokoh yang menjadi simbol penemuannya. Tetapi memang
belum ada tokoh yang secara jelas bisa menjadi simbol hadirnya kapal di
Indonesia.
Bung
Ucup mencoba cara pendekatan lain, dari sejarah kerajaan Hindhu-Budha yang
tertua seperti Kandhis, Holotan, Salakanegara, Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya
maupun Majapahit yang aktivitas sehari-hari penduduknya adalah berdagang dan
pada masa itu banyak sekali saudagar-saudagar dari bangsa luar seperti India, Arab,
Persia, Cina dan lainnya. Ada kemungkinan saudagar-saudagar itu yang membawa
kapal ke Indonesia. Bukti sejarah tentang adanya kapal di Indonesia sendiri
bisa dilihat dari lukisan-lukisan kapal Cadik yang terdapat di dinding-dinding
Candi Borobudur, hal tersebut bisa membuktikan bahwa kapal sudah ada sejak dulu
di Nusantara. Namun, sejarah kapal yang bisa dipastikan dengan bukti sejarahnya
di nusantara ini bisa dilihat dari adanya perahu Pinisi. Perahu yang sempat
menjadi gambar uang kertas seratus rupiah selama beberapa tahun belakangan ini.
Perahu Pinisi sendiri merupakan perahu ciptaan suku Bugis pada abad ke 15. Suku
Bugis memang disebut-sebut sebagai Dewa Kapal. Sejarah kapal Pinisi sendiri sebelumnya
belum bernama Pinisi, ketika kapal terbentuk pertama kali dan dibuat berlayar
ke Tiongkok. Setelah kembali kapal tersebut pecah menjadi tiga bagian ke tiga
daerah, kemudian para penduduk yang merupakan suku Bugis menyatukan kembali
pecahannya tersebut dan menamakannya Pinisi.
Tidak
hanya kapal Pinisi, nusantara kita juga pernah mempunyai sebuah kapal yang
tangguh yang bernama kapal Kora-Kora, sebuah kapal perang yang dimiliki oleh
kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku. Berbicara tentang sejarah kapal, kita
pasti teringat dengan adanya cerita tentang nabi Nuh yang pernah membuat kapal
yang dinamakan kapal Nuh. Sempat muncul penemuan bangkai kapal di pegunungan
Turki dan diyakini sebagai bangkai kapal Nuh, akan tetapi setelah diteliti umur
kapal tersebut tidak sesuai dengan usia kelahiran nabi Nuh.
Berdasarkan
jenisnya pertama kali kapal dibedakan menjadi dua yaitu kapal Passanger yang khusus
untuk penumpang dan kapal Cargo yang khusus untuk selain kapal penumpang (bukan
hanya kapal barang saja), kapal Dagang, kapal Tanker, kapal Latih dan kapal Perang
juga termasuk dalam kapal Cargo. Untuk kapal Cargo sendiri, Indonesia juga
mempunyai banyak kapal Cargo, salah satunya kapal latih yang bernama KRI Dewa
Ruci yang menjadi kebanggaan Angkatan Laut Indonesia, sebuah kapal latih yang
dibangun HC Stulchen dan Sohn Hamburg, Jerman pada tahun 1952 – 1953.
Kapal
KRI Dewa Ruci ini memiliki bobot 847 ton, panjang 58,5 meter , dan lebar 9,5
meter. Mempunyai kecepatan penuh 10,5 knot dengan mesin dan 9 knot dengan layar
(1 knot = 1,852 Km/jam). KRI Dewa Ruci sendiri merupakan kapal latih bagi
taruna atau kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal Ini berbasis
di Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan jawa, yaitu Dewa
Ruci.
Kebanggan
lain yang pernah dimiliki Indonesia adalah dua buah kapal tanker Very Large
Crude Carrier (VLCC) yang sempat dimiliki oleh Pertamina, kapal tersebut
direncanakan untuk mengangkut minyak mentah dari Timur Tengah ke kilang
Cilacap. Pengadaan tanker dimaksud merupakan hal yang pertama kali dilakukan
dan merupakan tanker terbesar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Meskipun
pada akhirnya kebanggan itu dijual pada saat pemerintahan Megawati Soekarno Putri
dan kasus penjualan VLCC masih menjadi misteri hingga saat ini.
Terlepas
dari beberapa sejarah dari berbagai versi yang berbeda tentang keberadaan kapal
pertama kali di dunia maupun di Indonesia, sebenarnya potensi kapal di berbagai
bidang sangatlah besar. Kalau memang di daerah Kalimantan bisa dijadikan sebagai
alat transportasi di sungai-sungai, di Lampug dengan adanya kapal yang
berbentuk rakit bisa dijadikan sebagai pasar apung untuk tempat jual beli di
atas air, dari segi perikanan, jumlah tangkapan ikan yang diperoleh juga sangat
bergantung dengan kapal.
“Kapal
merupakan masterpiece manusia yaitu
bangsa kita khususnya” begitu kata bung Donny. Indonesia tidak hanya negara
agraris, tetapi juga merupakan negara mariitim yang mempunyai wilayah laut yang
luas dan kaya akan sumber daya alam yang ada di lautan. Sebagai generasi yang
mempunyai nenek moyang seorang pelaut, hendaknya kita selalu menjadikan sejarah
bangsa untuk membangun negeri ini lebih baik, “kalau Sriwijaya bisa besar
dengan kemaritimannya kenapa Indonesia tidak bisa mengulang sejarah itu?“
begitu kata bung mahfud, tentunya jawaban dari pertanyaan itu ada pada diri
kita semua sebagai bangsa Indonesia.
*Nurul Mausuf-Matematika ITS
mantapp infonya copas...trimz...
BalasHapus