pkmits.blogspot.com |
Oleh: Bung Syukron*
“PKM
adalah bentuk kontribusi nyata seorang Mahasiswa.” Slogan-slogan seperti itu bukanlah hal yang biasa ketika anda memasuki
kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Hampir semua titik
rawan di kampus ini terpampang slogan-slogan yang kurang lebih sama dengan
slogan tersebut.
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan
salah satu bentuk upaya yang dilakukan Direktorat Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (DP2M), Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
dalam meningkatkan kualitas peserta didik (mahasiswa) di Perguruan Tinggi (PT)
agar kelak dapat menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis
atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi juga kesenian serta memperkaya budaya nasional. PKM
dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001, yaitu setelah dilaksanakannya
program restrukturisasi di lingkungan Dirjen Dikti. Kegiatan pendidikan,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang selama ini sarat dengan
partisipasi aktif mahasiswa, diintegrasikan ke dalam satu wahana yang diberi
nama Program Kreativitas Mahasiswa. Tahun ini, ada enam jenis kegiatan-kegiatan
yang ditawarkan dalam PKM yakni PKM-Penelitian (PKM-P), PKM-Penerapan Teknologi
(PKM-T), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M),
PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-AI) dan PKM-Gagasan Tulisan (PKM-GT). (Sumber:
Pedoman PKM 2011)
Isu yang beredar mengatakan bahwa alur tersebut
dibuat agar PKM yang dibuat oleh mahasiswa ITS berkualitas, disamping kuantitas
juga yang diinginkan lebih banyak. Didalam pelaksanaan PKM, para mahasiswa juga
dibimbing oleh dosen pembimbing yang bertanda tangan di proposal mereka. Dosen
pembimbing ini juga berfungsi sebagai pengarah dari ide, administrasi dan
menjadi sahabat terbaik mahasiswa dalam pembuatan PKM. Dan jika tidak melakukan
alur tersebut maka PKM yang bersangkutan tidak akan dikirim ke Dirjen Dikti.
Hal yang dipertanyakan adalah apakah dengan adanya
alur tersebut kualitas dan kuantitas PKM yang diinginkan benar-benar terpenuhi
dan apa bedanya dosen pembimbing dengan kakak pendamping?
Beberapa mahasiswa ITS ada yang mengatakan bahwa
pembimbingan seperti alur yang disebutkan terlalu ribet karena melewati
beberapa tahap pembimbingan—kakak pendamping, dosen pembimbing dan reviewer ITS dan memakan jatah waktu lama
karena jika melakukan pembimbingan dengan reviewer
ITS yang biasanya antrian cukup panjang. Cukup banyak juga yang menanggapi
alur pembimbingan saat ini merupakan alur pembimbingan yang baik.
Namun, hal yang patut disoroti adalah adanya statement yang menyebutkan bahwa PKM
tidak akan dikirmkan ke Dirjen Dikti jika tidak melakukan alur pembimbingan.
Fakta yang terjadi berdasarkan tahun lalu adalah tidak semua PKM yang melakukan
pembimbingan pasti lolos dan berjalan dengan baik bahkan ada beberapa PKM yang
tidak ikut alur pembimbingan juga lolos dan juga berjalan.
PKM merupakan hak dari setiap mahasiswa untuk
mengapresiasikan idenya dalam bentuk karya tulis yang berguna bagi sekitar. Hal
yang sangat miris terjadi ketika mahasiswa telah susah payah membuat PKM gagal
dikirim ke Dirjen Dikti, hanya karena tidak melakukan pembimbingan dengan kakak
pendamping dan dosen reviewer se-ITS,
maka tidak akan dikirim ke Dirjen Dikti. Alangkah baiknya jika dosen pembimbing
tiap PKM tersebut dimaksimalkan mengenai tugasnya. Jikalau hanya masalah controlling, hal ini bisa diakali dengan
melakukan pembimbingan dosen reviewer ITS
yang berasal dari jurusannya dan memiliki waktu yang cukup untuk proses pengontrolan
PKM tanpa melalui pendampingan lagi dengan kakak pendamping, yang notabene
masih berstatus mahasiswa.
PKM milik kita bersama dan mari ganas menuju
PIMNAS 24 tanpa tanjakan yang bergelombang.
VIVAT!!!
*Ahmad Syukron-Mahasiswa T Fisika ITS, 2409 100
063, Material Laboratory
masalahnya, kalau dosen reviewer dari jurusan. Belum tentu, bidang Pkm yang di buat itu sesuai dosen pembimbing.
BalasHapusKalau soal alur, menurut saya bisa jadi pembelajaran gimana rasanya buat pkm lebih ada "greget"nya. Kalau soal tidak dikirim jika tidak melalui alur, saya melihatnya tidak benar. Syaratnya, hanya menyertakan print out keterangan sudah mengisi Integra.
saya lo h-1 sempat bikin 1 judul lagi.
gak usah di besar-besarin lah..