Oleh: Ma’un Awang-Awang*
Hardik anak sumbing
Di pelipis para mahasiswa
Anyok, anyu, ganyel
Tatap mata sayu
Wajah kumal, ingus belepotan
Berkaos tanpa lengan
Ia
berkata kepadaku
“Negeyi kitnya unyah mernyeka, tanyi anya aknyu
nyang mernyeka, negeyi kita unyah makmyul, tapi uma aknyu nyang makmyul.”
Lalu
aku jawab
“Hei
sialan kau, aku ini mahasiswa….aku lebih tahu keadaan negeri ini”
Ia
lantas membalas
“Mahnyanyiswa……
anyok, anyu, ganyel”
“Hei
sundal kon misuhi aku yo?”
(tiba-tiba anak sumbing itu berubah menjadi asap
dan merasuk dalam kepalaku….lantas menuntunku berpuisi)
Hei
mahasiswa
Kau
bilang intelektual
Bullshit…kata-katamu itu comberan di antara kotoran babi
Kau
bilang agen perubahan
Munafik…kata-kata
anjing
Kau
bilang generasi terbaik bangsa
Biadab…aku
muak slogan itu
Inikah intelektual, inikah agen
perubahan, inikah generasi terbaik bangsa
Kuliah kau kejar indeks prestasi
Lulus jadi kacung kapitalis asing
Kau tahu mereka yang menganggur
Apa gunanya belajar tinggi tapi negeri ini tanpa solusi
Apa
kau lupa subsidi SPPmu dari mana?
Subsidi
SSPmu hanya pinjaman tanpa batas waktu
Dari
orang-orang melarat
Yang
mereka tak tahu
Mereka
tak mengerti
Kalau
uangnya raib untuk manusia sepertimu!
Kau
itu bukan intelektual, agen perubahan dan generasi terbaik bangsa….
Kau
hanya, “Anyok, anyu, ganyel,”
*Munirul Ichsan-Mahasiswa T Mesin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Redaksi langsung menghapus komentar yang tidak mencantumkan nama penulis komentar (anonim)!