Sabtu, 19 Maret 2011

PTN Bertarif Tinggi


Oleh: Bung Imot*
Kabar mengenai kenaikan biaya SPP di kampus ITS sudah menjadi rahasia umum. Di media cetak, beberapa kali diberitakan perihal tersebut. Meski begitu, rektor ITS dan para pembantunya masih terkesan tidak tegas dibalik alasan kenaikannya. Seakan ITS hanya menjadi pengekor kampus-kampus lain yang lebih dahulu menaikkan semua jenis biaya kuliah-yang dapat mereka keruk.
Menghapus rasa penasaran, Redaksi Langkah Awal mencoba mencari tahu langsung ke pihak pihak terkait. Berikut hasil reportase dua orang redaksi kami: Bung Imot dan Bung Arif.
Selasa yang terik seperti biasa masih menyelimuti kampus ITS. Bagi beberapa orang, beraktivitas pada cuaca sepanas ini, sangatlah mengganggu. Tapi,  Bu Luh tetap menunaikan tugas rutinnya seperti biasa. Dalam ruangan ber-AC di kantor BAUK itu , wanita bernama lengkap Dra. Luh Gede Suryawati tersebut tidak berkeberatan untuk ditemui di mejanya.
Saat ditanya apa sebab ITS menaikkan SPP bagi mahasiswa baru, Bu Luh tidak bisa memberikan jawaban yang pasti. Kenaikan SPP merupakan hasil rapat pimpinan bagian biaya,” katanya. “Bahkan kami pun hingga sekarang belum mendapatkan keterangan resmi dari pimpinan, terkait kenaikan SPP tahun depan,tambahnya. Sebagai Kepala BAUK ITS, beliau merasa tidak memiliki wewenang apapun dalam memutuskan kebijakan strategis termasuk menaikkan biaya SPP dan sejenisnya.
Meski begitu, Bu Luh masih bersedia memberikan kami petunjuk kepada siapa harus bertanya. Menurutnya, keputusan menaikkan biaya SPP lebih tepat ditanyakan langsung ke BAPSI (Bagian perencanaan) atau ke Pembantu Rektor II (PR II).
Kami pun mengikuti saran beliau untuk menemui PR II. Sayang, ketika kami hendak menemui Bapak PR II, yang bersangkutan tidak bersedia untuk ditemui karena sibuk. Padahalsebagai salah satu pimpinan kampusinformasi dari beliau sangat diperlukan untuk mengklarifikasi prasangka-prasangka yang beredar di kalangan mahasiswa.
Reaksi Mahasiswa
Bagaimana reaksi mahasiswa dengan rencana kenaikan SPP? Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS—yang merupakan lembaga eksekutif mahasiswa tertinggi—dimintai keterangannya. Menurut Fifi, Staf Departemen Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) BEM ITS, akan diupayakan acara Open Talk yang melibatkan mahasiswa dengan pihak pengemban kebijakan kampus. Mahasiswi Jurusan Statistika ini belum bisa memastikan hari dan tanggal berapa akan diadakan acara itu. Menurutnya, kemungkinan dilakukan di akhir bulan Maret. Terkait langkah-langkah lain yang akan diperbuat BEM, dia belum dapat mengatakannya.
Ketika ditanya, apa sebab rektor dan jajarannya menaikkan SPP, dia mengutip keterangan Pembantu Rektor (PR) III yang menyatakan bahwa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 34 Tahun 2010 yang mendasarinya. Dalam Permendiknas itu setiap perguruan tinggi diwajibkan menjaring 60 persen mahasiswa dari SNMPTN.
Sejarah SPP ITS
Sebenarnya, berapakah besar  SPP ketika kampus ini pertama kali berdiri?
Ketika kampus ini didirikan oleh dr. Angka Nitisastro pada tahun 1957, mahasiswa angkatan pertama hanya ditarik Rp 240,00 tiap tahunnya. Tahun itu, ITS masih bernama “Perguruan Teknik 10 November Surabaya”. Menilik nama tersebut, ITS pada awalnya belum berstatus negeri. Baru tiga tahun kemudian dr. Angka yang mengetuai Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) berhasil upayanya menegrikan perguruan tinggi yang didirikannya itu dengan nama “Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya”.
Bu Luh, yang kami temui juga dimintai informasi tentang sejarah kenaikan SPP. Namun beliau tidak dapat memberikan data yang memadai. Beliau hanya memiliki data resmi biaya SPP dari tahun ajaran 2007/2008 sampai dengan 2010/2011.
Dengan keterbatasan informasi yang diterima, kami mencoba untuk menggalinya melalui internet. Berdasarkan googling kami, pada tahun ajaran 2002/2003 SPP ITS program S1 reguler besarnya Rp 600.000,00 persemester. Kemudian berturut-turut selama 2 tahun terjadi kenaikan biaya SPP menjadi Rp 750.000 pada tahun ajaran 2003/2004 dan Rp 1.000.000,00 pada tahun ajaran 2004/2005. Biaya SPP sebesar Rp 1.000.000,00 tersebut berlaku pada 3 kali periode yaitu pada tahun ajaran 2004/2005, 2005/2006, dan 2006/2007. Pada tahun ajaran 2007/2008 naik sebesar Rp 250.000,00 menjadi Rp 1.250.000,00.
Di tahun ajaran 2010/2011 terjadi kenaikan biaya SPP lagi menjadi Rp 1.500.000. Setahun kemudian—artinya pada tahun ajaran 2011/2012 ini—SPP naik Rp 300.000,00 menjadi Rp 1.800.000,00 tiap semesternya (www.its.ac.id)
Melihat perkembangan dalam 9 tahun ini, patut timbul pertanyaan: apakah SPP ITS akan terus naik?  Dan kalau akan terus naik, apakah  ITS tidak mengkhianati jati dirinya sendiri? Sebab, jika dr. Angka dulu berusaha mati-matian untuk menegrikan kampus ini, para penerus beliau tampaknya melakukan yang sebaliknya: menswastakan kampus! Bukankah hanya kampus swasta yang boleh menaikkan SPP dengan seenak hati? (Imot-Samdy-Arif)
*M Rifqy-Mahasiswa Teknik Sipil ITS
Dipublikasikan juga di buletin Langkah Awal, Edisi 2 (21 Maret - 7 April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Redaksi langsung menghapus komentar yang tidak mencantumkan nama penulis komentar (anonim)!