Sabtu, 26 November 2011

Tangisan Malam yang Kelam


Oleh: Bung Rengga*
Gemericik sendu lantunan meriah anak – anak kecil
Di taman kota mereka berputar – putar
Riang nan gembira
Gelak tawa tak terelakkan
Sunggguh bahagianya diri mereka
Laksana bidadari turun dari kahyangan di telaga sana
Amboi...
Ceria sekali
            Teramat pedih nan pilu
            Seorang anak lelaki duduk sendiri di bangku taman kota
            Sosok putra bangsa, generasi masa depan
            Menangis ...
            Mengisakkan tangisnya sedu sedan
            Dikala malam sesumbar landaian jiwa
            Terkapar masa depannya
            Karena tak ada lagi sang surya yang menyinarinya
            Miris sekali sobat

Sobat tahukah kau
Kebutaan melanda dirinya
Buta akan keceriaan anak – anak tadi
Tak ada lagi keriangan untuk bermain
Tengoklah dia dan keluh kesahnya
            Miris sobat,
            Ia tak kuasa menahan kejamnya dunia
            Teramat pedih ulah penguasa bangsa
            Sedih tak terbendung
            Sampai sebiji nasi pun menolak masuki mulutnya
            Entah kenapa sobat
            Mungkin nasi hanya untuk manusia berbusana duit,
yang berhiaskan intan permata nun mengkilap
Atau seisi dalamnya diatur, miskin tak berhak menikmati
Teringat juga sobat
Malam yang kelam itu
Tak kusangka seberkas kebenaran telah muncul
Terhempas bebas, lepas, lampaui batas kulminasi
Namun, hanya sekejap
Berkas itu hilang entah kemana
Termakan oleh pacung – pacung keserakahan
Tabiatnya mengarah menuju sengsara abadi
            Begini sobat,
            Negeriku hancur berantakan
            Berhamburan menyeruak ke angkasa hingga jatuh kembali
            Terkubur kongkalikong politik kapitalisme
            Banyak menanam duit di sawah perindustrian
            Bagi mereka si penguasa zalim
            Pengumbar janji keikhlasan sesaat
Sobat, kemarilah !
Aku tunjukkan kepadamu, “mereka”
Adakalanya mereka segelonggong daging busuk
Buruk laksana lubang kebusukan tikus – tikus liar
(Mereka siapa kawan?)
Kau tak juga mengerti
Itu mereka  ...
Koruptor negeri, penyeleweng tanggung jawab rakyat
“mereka” yang menginjak – injak hak rakyat
            Tak usahkah kita sesali semua
            Mengecewakan keadaan sunggguh tak berguna
            Sobat,
            Perlukah kita tunjukkan jati diri kita
            Mahasiswa, pembawa pembaharuan
            Pemuda bangsa, penerus generasi bobrok tak becus
            Rapatkan pegangan prinsip serta misi
            Untuk dia yang keluh kesahnya terdengar
            hingga pelosok bumi pertiwi
            Untuk jelata – jelata negeri
            Dan kesejahteraan umat seluruh dunia
            Indoneiaku tetaplah jaya

Surabaya, 11.11.2011
*Rengga Ahmad Prasetia-Teknik Fisika ITS 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Redaksi langsung menghapus komentar yang tidak mencantumkan nama penulis komentar (anonim)!