Selasa, 23 Agustus 2011

Kampung Pemulung Keputih Ludes Terbakar

Foto: Chandra Eka S-Tiyang Alit
Si Jago Merah kembali melahap pemukiman warga Keputih Medokan RT 02 sejak pukul 12.00 WIB pada hari Senin kemarin (22/8). Penyebab kebakaran tersebut hingga berita ini ditulis masih belum jelas. Ada warga yang mengatakan berkobarnya api di kawasan pemulung tersebut disebabkan arus pendek listrik. Juga muncul spekulasi bahwa api berasal dari kompor gas LPG. Dan sebagian warga lainnya mengira bahwa musibah yang melanda sekitar 250-300 warga itu karena ada yang membakar sampah plastik. Menurut penjelasan dari aparatur setempat, kejadian kebakaran semacam ini sudah terjadi 7 kali. “Memang ini yang terbesar, sehingga satu kampung terkena kobaran api.  Sebelumnya, 6 bulan yang lalu juga sudah terjadi kebakaran. Hanya saja kebakaran tersebut membakar dua rumah,” terang Khoirul, ketua RT setempat.
Beberapa petugas pemadam kebakaran sejak siang tampak berusaha memadamkan api. Akan tetapi, karena angin yang cukup kencang membuat kobaran api semakin membesar dan meluas ke daerah sekitarnya.  Sehigga petugas agak kesulitan untuk memadamkan apinya. Dari penjelasan warga setempat, api baru bisa dipadamkan pada pukul 15.00. Di lokasi kejadian terlihat 2 unit pemadam kebakaran yang bergantian memadamkam kobaran api. Saat api mulai padam baru terlihat tambahan unit pemadam kebakaran hingga 6 unit.
Sementara ini , aparat pedesaan setempat sudah menyediakan beberapa lokasi untuk tempat penampungan sementara. Diantaranya adalah di musholla dekat lokasi kejadian dan balai kecamatan. Tetapi, berdasar pemantauan kru Langkah Awal dini hari pukul 00.30 WIB masih banyak warga yang beristirahat di lapangan terbuka, tanpa alas dan atap. Tampak disana beberapa anak kecil, kaum hawa, bahkan bayi yang masih berusia 3 tahun terpaksa tidur di antara hembusan angin malam yang cukup dingin. “Ya, saya rasa sangat membantu sekali kalau mas bisa mengusahakan tenda di sini,” terang warga. Bahkan ketika kru Langkah Awal  mewawancarai warga setempat tampak anak kecil yang trauma terkaget melihat kobaran api unggun di lapangan yang dinyalakan para warga karena dinginnya angin malam.  
Untuk selanjutnya, nasib ratusan pemulung ini masih belum jelas.Tempat penampungan sementara untuk mengungsi para warga belum bisa ditentukan. Karena belum ada kabar dari Pemerintah Kota (Pemkot) akan keberlangsungan hidup mereka selanjutnya. “Sampai saat ini, Dinas Sosial sudah meminta kami untuk mendata berapa jumlah warga yang terkena musibah,” jelas aparat kampung setempat.
Para warga yang terkena musibah ini tentu membutuhkan sekali bantuan dari berbagai pihak. Karena hingga tadi malam, mereka hanya terjamin makan sahur dari kecamatan setempat dan terop yang didirikan di samping lokasi kebakaran beserta terpal yang dijadikan alas peristirahatan. Sedang keesokan harinya belum ada kejelasan tentang nasib dan hidup para korban musibah kebakaran ini.
Hingga berita ini ditulis, belum begitu banyak bantuan untuk para korban musibah sosial ini. Uluran tangan dari masyarakat sangat diharapkan warga sekitar. Posko kebakaran terletak di musholla dekat lokasi kejadian yang juga dijadikan tempat pengungsian sementara warga yang terkena musibah. (arif)

Nb: Untuk informasi lebih lanjut dan penyaluran dana maupun bantuan sosial. Bisa langsung menghubungi pengurus RT setempat. Pak Khoirul: 031 71241262, Pak Sahuri: 081331327365.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Redaksi langsung menghapus komentar yang tidak mencantumkan nama penulis komentar (anonim)!