Rabu, 17 Agustus 2011

Efren “Bata” Reyes

Efren ”Bata” Reyes Vs Jim Rempe
Oleh: Bung Henry*
Permainan bola sodok atau biliar mulai dikenal di kawasan Asia Tenggara sejak bangsa Eropa mulai melakukan perluasan daerah kekuasaan, baik dalam bentuk koloni maupun negara persemakmuran. Terlihat seperti terjadi akulturasi, ketika manusia-manusia di Kawasan Asia tenggara mulai mengenal bahkan memainkan permainan ini.
Bukan tanpa perlawanan pula permainan yang terstigma buruk; sering dikaitkan dengan judi-ini, mulai populer. Di Negara kita Indonesia, permainan biliar pertama kali merambah masyarakat kelas bawah. Terpengaruh oleh arus modernisasi dan budaya barat yang sangat mengiming-imingi kebebasan, permainan biliar mulai dimainkan semua kalangan. Saat ini, permaian biliar merupakan salah satu cabang olahraga yang telah dipertandingkan hingga tingkat Internasional.

Asal Negara
Filipina adalah tempat lahirnya Efren si “Bata”. Negara yang memiliki sejarah yang cukup kelam. Sejarah mencatat kemerdekan Filipina pada dua tahun yang berbeda yakni: 1898 dan tahun 1946. Memang dengan bantuan Amerika Serikat (dalam perang Spanyol-Amerika pada tahun 1898), Filipina dapat lepas dari cengkraman Spanyol. Filipina menjadi Negara persemakmuran Amerika hingga tahun 1946 ketika kemerdekaannya diakui secara de facto. Nama Filipina sendiri telah ada sejak wilayah yang terletak di sebelah utara pulau Kalimantan dan Sulawesi ini di kuasai oleh Spanyol pada masa kekuasaan Raja Filipe II.        
Tentang si ”Bata”
Efren ”Bata” Reyes yang juga dikenal dengan sebutan The Magician. Masa kecilnya banyak dihabiskan di tempat bermain biliar milik pamannya. Di tempat inilah sejak umur delapan tahun Efren mulai mengenal biliar dan juga berlatih bermain biliar. Ia suka menonton para pemain hebat yang sedang bertanding. Meniru cara bermainnya, mengembangkannya dan akhirnya menemukan cara bermain versinya sendiri.
Pada umur Sembilan tahun, Efren mulai bermain dengan taruhan. Dan semenjak itu pula, level permainannya meningkat. Pada umur dua puluh, Efren termasuk pemain biliar terbaik di Filipina.
Julukan “Bata” ia dapat ketika remaja. Seorang lelaki yang memiliki nama yang sama dengannya; Efren, yang juga bermain bagus. Untuk membedakan, ia pun diberi julukan “Bata” yang berarti The Kid dalam bahasa Inggris. Sewaktu kecil, untuk menjangkau meja biliar ketika bermain, Efren menggunakan kotak minuman Coca-cola. Saat ini Efren telah dianggap sebagai pahlawan Nasional bagi negaranya. Manjadi juara dalam berbagai turnamen seolah menjadi hal lumrah, bahkan juara dunia.
Ketika pertama kali datang ke Amerika untuk mengikuti turnamen biliar, Efren menggunakan nama palsu. Ia menggunakan nama Cesar Morales. Ia melakukannya agar diperbolehkan untuk mengikuti turnamen tersebut karena nama Efren Reyes sudah dikenal sebagai pemain biliar yang handal. Hal ini terasa seperti meremehkan orang Amerika, akan tetapi jika melihat prestasinya sekarang, mungkin tidak ada turnamen tingkat daerah yang akan memperbolehkannya ikut bertanding.
Pada tahun 1993 dalam kompetisi “World Team Billiards Chalenge”, Efren bersama rekan-rekannya berhasil mengalahkan Tim Amerika. Permainan biliar dengan pukulan-pukulan yang terukur dan cara bermain safe yang sangat akurat dari Efren bahkan pemain-pemain biliar Filipina lainnya seolah membuka mata pemain-pemain biliar Amerika dan negara-negara tempat permainan ini berasal. Apa yang dilakukan oleh pemain-pemain Filipina termasuk Efren, seakan menghantarkan permainan biliar ke tingkat yang lebih tinggi. Dari sanalah Efren ”Bata” Reyes mendapatkan julukan The Magician.
Memang tidak ada catatan yang menjelaskan apakah Efren sempat mengenyam pendidikan atau tidak. Tapi dengan dua julukan yang diberikan padanya sudah cukup menggambarkan gelar-gelar akademis yang ada. Jika ada yang pernah melihat Efren Reyes bermain, mungkin anda akan sepakat dengan saya. Julukan The Magician rasanya tidak lebih rendah dari gelar Profesor bagi akademisi. Bagi Efren, bermainan biliar merupakan profesinya untuk menghidupi keluarga.
Akulturasi budaya memang tidak selamanya indah. Yang menjadikannya indah adalah bagaimana kita memilah-milah budaya luar yang kita kenal. Entah sejak kapan bermain biliar diiringi dengan “music dugem” yang berisik, padahal permainan biliar membutuhkan konsenterasi yang tinggi. Dan entah sejak kapan pula bermain biliar harus ditemani gadis-gadis berpakaian seksi untuk menyusun bola padahal dalam pertandingan, wasit selalu berpakaian sopan. Dan berjudi atau tidak, anda sendiri yang memutuskan. Mulai belajarlah menanggung konsekuensi dari keputusan anda sendiri. Bukankah liberalisme membebaskan kita untuk memilih apa yang ingin kita lakukan!
*Henry Palmer Siregar-Mahasiswa Teknik Sipil ITS
#Kutipan Wawancara AZBilliard.com dengan Efren Reyes:
AZB:     First off, congratulations for your recent induction into the BCA Hall Of Fame. Can you tell us your thoughts about being inducted and the other players that are in the Hall of Fame?
Efren:   My being inducted to the BCA hall of Fame came as a surprise. I thought the Hall of Fame was only meant for Americans. I was very honored because it gives recognition to my country (Philippines) which I represent in international pool events.
AZB:     You have won a world championship, a US Open championship and the largest payday in professional pool. What continues to drive you to play the game?
Efren:   Just like any other person, one has to work to earn a living to support himself and his family. Playing pool is my primary source of living. I have a family back there in the Philippines and 3 children that provide me with the inspiration and moral backing.
AZB:     Do you have goals that you have not yet achieved?
Efren:  Setting pool aside, one of my primary goals in life is for all of my children to attain college degrees.
AZB:     Why do so many top players come from the Phillippines?
Efren:   Many top players come from the Philippines simply because the game is very popular all over the country. There are many sponsors that back up the sport. The game is so popular that in fact it is even shown live on prime time television.
AZB:     What advice would you have for a young player making his way up the ranks and wanting to become a professional pool player?
Efren:   My advice to young players is to prioritize their education first before pool. Stay away from bad vices like drugs.
Sumber: 
AZBilliard.com : Interview with Efren Reyes ( atas ijin dari AZBilliard.com), Wikipedia, Youtube, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pmbilliard.wordpress.com

10 komentar:

  1. memang menajubkan pemain dari filpin ini
    salut untuk BATA

    BalasHapus
  2. wah, akhirnya ada yang komentar juga.....trims bung komentarnya....salut buat Erfren"Bata"Reyes.....(Henry, Penulis)

    BalasHapus
  3. efren bata reyes adalah salah satu atlit bilyard yg sangat saya kagumi..

    BalasHapus
  4. EFREN REYES adalah salah satu dari "100 yang berpengaruh di ASIA",salah satunya didalamnya ada MAHATMA GANDHI.

    :)
    THANK YOU EFREN REYES TO MAKE BILLIARD TO THE NEXT LEVEL..
    I HOPE YOU ARE HAPPY,AND YOUR FAMILY HAPPY TOO

    BalasHapus
  5. bata salah satu fans berat saya, dia memang menajubkan,

    BalasHapus
  6. aq ngefans beraat dgn cara main org ini , awalnya aku pikir dulu namanya bustamante makin kesana baru ketauan namanya reyes , syg srg dia udah pensiun

    BalasHapus
  7. Coba kalo masih ada dia gw minta ajarin udah biar jago

    BalasHapus
  8. Coba dia orang Indonesia belajar saya sama dia

    BalasHapus
  9. Efren menurut saya permainan billiarnya terlalu hebat dan genius, orang akan susah membedakan dia seorang “magician, skill atau lucky” dalam permainan itu!

    BalasHapus

Redaksi langsung menghapus komentar yang tidak mencantumkan nama penulis komentar (anonim)!