Selasa, 26 Juli 2011

Budaya Laknat dari Negri yang Laknat


Oleh: Yaumil Fauzi Gayo
   Begitu kata seniman tua di negeri kami
   Dengan rambut gondrong bak dukun dari gunung Sau Lewu
Kenapa harus seniman tua itu yang berkata
Aku bingung???
Kenapa bukan orang yang mengangap dirinya
Pemuka Agama, Tentara, atau bahkan Pakar Pendidikan
Yang berkomentar tentang Negeri Laknat itu.
Kenapa harus seniman tua itu yang memerah makinya
Aku mencoba berprasangka
Mungkin seniman tua itu adalah musuh
Dari Pemuka Agama, Tentara bahkan Pakar Pendidikan
   Kenapa musuhnya bukan Presiden
   atau Politikus busuk di negeri laknat itu???
Ah saya mulai paham.
Karena seniman tak pernah ada
Dan seniman tidak pernah mau ada
Di dalam budaya laknat dari negeri laknat itu.

(saya jadi jijik menuliskan Pemuka Agama, Tentara, Pakar Pendidikan, President dan Politikus dari negeri laknat itu. Atau saya sensor saja.)
Surabaya. Malam 29 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Redaksi langsung menghapus komentar yang tidak mencantumkan nama penulis komentar (anonim)!