Sabtu, 30 Juli 2011

Suratan Gala


Oleh: Yaumil F Gayo
“Harus aku tuntaskan malam ini, tanpa harapan bahwa engkau akan selalu mencintaiku.”
“Semoga surat ini mampu mewakilkan cintaku, gundahku, rinduku, mimpiku tanpa air mata.” Bisik Gala kepada malam.
*****
Meulaboh, malam 24 Desember 2004
Untuk Istriku, Tarla.
Salam cinta untukmu dari aku nun jauh.

La Bel Ing Ag Omo


Oleh: R Arif Firdaus Lazuardi
Di dunia tempatku bertinggal. 
Bagiku agama hanyalah sebuah identitas belaka. Atau bisa juga disebut, hanya sekedar alat yang digunakan manusia untuk memuaskan kepentingan. Baik kepentingan pribadi maupun golongan. 
Tidak ada yang bersih. Tidak ada yang suci. Dan tidak ada yang benar-benar murni dan tulus dalam beragama. Hanya beberapa orang saja, itupun adalah orang-orang pilihan. Selebihnya, tak jauh berbeda dengan si kera. Rakus. Tamak. Serakah.
Dan aku, tentunya bukan orang pilihan. Maka aku skeptis tentang agama. 

Rabu, 27 Juli 2011

“Yang Terhormat” dan Kemiskinan


Foto ilustrasi. Diambil dari habibibro.blogspot.com
Oleh: Ika Astutik*
Malam, di perempatan salah satu kawasan elite, Jalan Kertajaya Indah, Surabaya. Cuaca  yang cukup dingin untuk kulit. Kondisi itu tak menghalangi tubuh ringkih bocah seumuran 7 tahun untuk menjejak jalanan dalam kerumunan kendaraan. Lampu merah menghadirkan detik-detik harapan berkah buat bocah yang tubuhnya penuh gantungan kerupuk ”pasir”. Dengan gesit  menghampiri  kendaraan satu-satu. Mulut mungilnya mengeluarkan suara lirih yang beradu dengan kebisingan kendaraan angkuh untuk menawarkan kerupuknya.

Ashoka Hariayu (nama samaran)*


maaf, mau tanya
saya salah satu mahasiswa ITS
saya ingin menanyakan, media Langkah Awal ini berupa tabloid atau buletin?
jika saya mendown-load edisi-edisi yang ada apakah boleh saya perbanyak ?
media ini hanya untuk kalangan internal ITS atau juga untuk publik ?
jika saya mengirimkan beberapa artikel, kritik atau komentar apa saya mendapat jaminan bahwa identitas saya dirahasiakan,
karena jujur sih, saya takut berkomentar karena saya masih sebagai mahasiswa aktif ITS dan sedang dalam proses sidang tugas akhir

Bara Yohantomo, mahasiswa PENS 2009


Assalamualaikum.
Perkenalkan nama saya Bara,Mahasiswa PENS angkatan 2009.
Pertama kali melihat group ini saya kaget dan terkagum-kagum melihat dan membaca isi dari beberapa tulisan yang dipostingkan di group ini.
Kekaguman saya tertuju pada salah satu hal..ternyata masih ada beberapa orang yang berjuang menuangkan pemikirannya lewat tulisan.Dimana saat ini jarang sekali saya menemui sosok-sosok seperti Mochtar Lubis, Pramoedya Ananta Toer,Ahmad Wahib,Soe Hok Gie dll. 

Selasa, 26 Juli 2011

Wanita Telanjang



Oleh: R. Arif Firdaus Lazuardi
“Mau apa kau setelah ini, membajak sawah, bercocok kebun, dan memasrahkan kulitmu yang langsat itu untuk disengat terik mentari? Cobalah kau ke kota, kau akan dapatkan semua yang kau inginkan,” ujar Slamet, teman sepermainan waktu kecil, yang menyuruhku untuk mengadu nasib di kota.
“Dia dulu itu preman desa ndhuk, jangan mudah percaya dengan yang dikatakannya, hidup di kota itu penuh bahaya. Kejam. Nanti kau lupa dirimu, bahwa kau adalah gadis desa!” sergah Bapakku, agar aku tak pergi dari desa. Tapi aku bergeming, aku tetap bersikeras pergi ke kota, aku ingin segala harapan yang sudah kupendam lama-lama menjadi kenyataan. Aku, Anita, akan menjadi wanita yang sempurna dan membuat orang lain terpana melihatku. 

Airmata Tarla



Oleh: Yaumil F Gayo
“Nasib ditentukan dari rahim mana engkau hadir dan terimalah kelahiranmu”
Dengan keringat yang membasahi sekujur tubuh, Tarla terus berjalan dengan tongkat yang menopang sebelah kakinya menuju rumah reot dipinggiran kota Surabaya. Rumah yang sangat kecil namun mampu membuat Tarla bahagia karena disanalah proses kehidupannya di mulai.
Siang tadi, setelah pulang dari sekolahnya, SD Muhammadiyah. Tarla langsung menuju terminal Joyo-Boyo untuk menjual gorengan, rutinitas yang setiap hari dijalani Tarla.

Oleh: Henry P Siregar
Seolah ada yang menggerayangi tubuh ini
Dingin, melekat dan menusuk bak jarum beku
            Pikiran terjun bebas ke alam bawah sadar
            Melewati lorong-lorong seolah tak berujung
Sesak, jantung berdegub kencang pertanda gelisah
Pertanyaan demi pertanyaan menuntut jawaban

Lelucon Negeriku


Oleh: Ika Astutik – TC ‘10
Wahai “yang maha mulia” penguasa!!
Wahai “yang mulia” wakil rakyat!!
Berlenggang di atas uang rakyat..
Korupsi jadi “trend” yang enggan ditolak..
Nguntit sana..nguntit sini..

Kecuplah Kemerdekaan Ini


Oleh: Yaumil F Gayo
Kekasihku/malam ini dengan kegelisahan/tentang kebenaran yang aku tuliskan/dalam sajak cinta/hingga kertas putih yang tercerai berai/ tidak ada ketakutan, akan mereka/karena aku pun sedang menunggu waktu/untuk kita bisa bersama/menjalin kebebasan tanpa kejenuhan/

Budaya Laknat dari Negri yang Laknat


Oleh: Yaumil Fauzi Gayo
   Begitu kata seniman tua di negeri kami
   Dengan rambut gondrong bak dukun dari gunung Sau Lewu
Kenapa harus seniman tua itu yang berkata
Aku bingung???
Kenapa bukan orang yang mengangap dirinya
Pemuka Agama, Tentara, atau bahkan Pakar Pendidikan
Yang berkomentar tentang Negeri Laknat itu.

Antara Kami dan Mereka


Oleh: R. Arif Firdaus Lazuardi
Kami dan mereka
Tak jauh beda
Tapi benar berbeda

Generasi Mahasiswa Munafik


Oleh: R. Arif Firdaus Lazuardi
di masa itu,
ketika benar menyerupai salah
dan salah pun enggan dikata
lantas tiap awak berlaga,
berteriak menganga.....
“Biar ini salah, toh juga benar”
Generasi Mahasiswa Munafk -mulai berjaga-

Aku Mahasiswa Bodoh


Oleh: Muhammad Rifqy
Aku mahasiswa bodoh
Ditindas namun tak bangkit
Ditindas tapi tak melawan
Aku mahasiswa bodoh
Berindeks prestasi 3 koma
Tanpa berbuat bagi sesama
Aku mahasiswa bodoh

Gelisah Ku


Oleh: Henry-Teknik Sipil ITS
Aku menatap
            Tanpa arti dan tujuan
            Hanya kenangan darimu
            Yang membuatku bingung

Pram: Membangun Dunia Dari Balik Jeruji



books.dinomarket.com
Oleh: Bung Yaumil*

“Kau pribumi terpelajar! Kalau mereka itu, pribumi itu, tidak terpelajar,
kau harus bikin mereka jadi terpelajar. Kau harus, harus, harus bicara pada mereka,
dengan bahasa yang mereka tahu.” -Pram-

Adrian Bernard Lapian: Membawa Indonesia ke Laut


jj rizal/oranglaut-bajaklaut-rajalaut
Oleh: Bung Samdy*
Sejarawan dan Guru Besar Universitas Malaya, Shaharil Thalib, menjulukinya “Nakhoda pertama sejarawan maritim Asia Tenggara”. Lahir di Tegal pada 1 September 1929, Lapian sempat kuliah di Teknik Sipil ITB 1950-1953 namun kemudian pindah ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan lulus tahun 1961. Setelah itu ia bergabung dalam Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (cikal bakal LIPI) dan mulai menekuni sejarah maritim Indonesia.

Jumat, 22 Juli 2011

Potret Petugas Kebersihan di ITS


Waktu menunjukkan pukul 06.00, Sabtu pagi. Tim redaksi sedang menjalankan misi untuk meliput potret petugas kebersihan di ITS, baru pada pukul 08.00 tim melihat beberapa petugas kebersihan di ITS yang sebagian besar wanita baya.
Tim langsung menuju salah satu dari mereka. Nursiyah, ibu berumur 54 tahun itu mengenalkan namanya (saat ditemui di depan gedung Rektorat). Nursiyah yang telah bekerja selama 2 tahun ini mengaku kalau dia datang lebih awal pada pukul 07.00. “Kalau nyapu-nya di depan rektorat datangnya harus lebih cepat,” aku ibu 2 anak ini.

Abraham Dimara; Pahlawan dari Papua

wikipedia.org
Oleh: Bung Imot*
Johanes Abraham Dimara, begitu nama lengkap dari Abraham Dimara. Lahir pada 16 April 1916 di Korem, Biak Utara, Provinsi Papua. Abraham Dimara menyelesaikan pendidikan dasarnya  pada tahun 1930 di Ambon. Kemudian beliau melanjutkan studinya ke sekolah pertanian di Laha. Pada 1935-1940, Dimara menempuh pendidikan sekolah injil. Ketika lulus, Dimara membaktikan dirinya sebagai guru Injil di Leksuka, Pulau Buru.
Kisah pergerakan Abraham Dimara dimulai pada 8 April 1946, Dimara melakukan pengibaran bendera Merah Putih dan melucuti pasukan polisi di Namela. Kemudian pada tahun 1951, Abraham Dimara menjadi ketua Organisasi Pembebasan Irian (OPI) dan direkrut menjadi anggota TNI dengan pangkat letnan dua.

Biarkan Malaysia Mencuri yang Satu Ini!

Oleh: Bung Samdy *
Dari Deli mampir ke Penang
Bawa rupiah berganti ringgit
Boleh saja akumu senang
Kutahu jiwa menahan jerit
Kita dan Malaysia saudara, satu rumpun katanya. Indonesia bekas koloni Belanda dan Malaysia dijajah Inggris. Tapi, kedua negara lahir dari rahim yang sama.

Mahasiswa: Antara Loyalitas dan Hoyalitas

pollsb.com
Oleh: Bung Aulia*
Waktu memasuki tengah malam, memori otak pun kembali memutar adegan di saat teman-teman seperjuangan berdiskusi membahas calon kader penerus himpunan. Dari hemat saya ada beberapa faktor yang menjadi patokan: adaptif, prestatif, leadership, solidaritas dan terakhir adalah loyalitas. Dan nilai "loyalitas"-lah yang saya soroti selama ini.

Tarik Ulur Kader

kartunmedan.wordpress.com
Oleh: Bung Syukron*
Bulan Juni dan Juli merupakan waktu yang sangat ditunggu-tunggu oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Bulan tersebut adalah bulan “regenerasi” di lingkup ormawa (organisasi mahasiswa). Proses regenerasi diperoleh dengan adanya tahapan “kaderisasi”.
Kekuatan ormawa sebagai organisasi mahasiswa tidak hanya dipandang dari dana pendukung setiap kegiatan yang akan dilakukan untuk pergerakan organisasi tersebut.  Selain itu,  juga dilihat dengan adanya ideologi dan struktur yang jelas sebagai kekuatan utama dari sebuah organisasi. Kekuatan utama tersebut dapat dipantau dan mendapatkan penilaian kinerja terbaik dengan huruf kualitas maupun angka kualitas, yang biasanya didengar dengan sebutan AKO (analisis kondisi organisasi), yang nantinya menentukan organisasi tersebut berada di kuadran I, II, III ataukah IV. Dalam hal ini, kaderisasi bisa dinilai pula.

Jumat, 08 Juli 2011

Kebanggaan yang Abstrak

s-fun.com

Oleh: Bung Samdy

Setiap bangsa punya kebanggaan, termasuk bangsa kita. Melihat negara lain begitu maju dengan gedung pencakar langitnya, orang Indonesia akan mengingat betapa dulu Borobudur dibangun di kala bangsa maju itu “masih tinggal di dalam gua”. Kalau ada sebuah negara begitu digdaya dalam menaklukkan bangsa-bangsa, orang Indonesia akan bilang, “Kami punya Majapahit dan Sriwijaya yang begitu jaya!” Karena tak ada pemain kita juara bulutangkis Indonesia Open tahun ini, kejayaan Rudy Hartono, Susi Susanti, Taufik Hidayat akan diungkit-ungkit lagi.

Warkop, Ngopi ala Mahasiswa ITS

nutrihealth.in


Oleh: Bung Yaumil & Bung Imot*
Malam semakin larut, gedung-gedung kampus semakin sepi tak berpenghuni. Namun jauh berbeda dengan warung-warung kopi di sekitar ITS. Dua hari tim redaksi melakukan sowan ke warkop-warkop sekitar ITS. Tentunya dengan pedagang dan konsumennya yang menjadi target. 
Warung kopi yang sering kita kenal dengan warkop kini telah hadir menjadi tongkrongan yang nyaman bagi mahasiswa penggemar cangkruk (nongkrong.red). Dan tentunya warkop yang hadir di sekitar kawasan kampus ini menawarkan harga yang terjangkau.